Penanaman NIlai-nilai Akhlak melalui Budaya Sekolah

Pada era globalisasi ini, pendidikan menghadapi tantangan baru. Di samping sebagai peluang dan tantangan, kita juga perlu melihat permasalahan yang timbul akibat globalisasi zaman. Sebagai indikasi era baru yakni lahirnya gaya hidup yang praktis, hedonis, konsumtif, kompetitif, kemajuan teknologi dan akses informasi yang cepat serta mulai terkikisnya prilaku akhlak dalam kehidupan masyarakat. Bahkan menjamur ke masyarakat pedesaan dan kalangan bawah.

Sebagai aspek penting dalam kehidupan manusia, pendidikanlah yang menjadi agen perubahan dalam mempersiapkan generasi yang unggul dalam akhlak, ilmu pengetahuan, persaingan, skill/keterampilan memiliki karakter bangsa yang kuat serta mengamalkan nilai-nilai keagamaan. Kaitannya dengan persoalan di atas, bangsa ini sudah melakukan berbagai inovasi terhadap dunia pendidikan, salah satunya adalah inovasi pengembangan kurikulum. Setalah memasuki otonomi pendidikan, inovasi kurikulum selalu dikembangkan, lahirnya UUSISDIKNAS tahun 2003 merupakan perubahan pertama secara yuridis. Barulah lahir regulasi yang lain dalam mendukung inovasi pengembangan kurikulum. Seperti halnya Kurikulum KBK yang nantinya diharapkan menjadi lulusan yang siap dalam persaingan kerja. Lalu berkembang menjadi KTSP yang diserahkan langsung kepada satuan pendidikan dalam menyusun kurikulum. Nantinya pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Pada perjalanannya, kembali dilakukan inovasi pengembangan kurikulum. di mana melihat akibat dari persaingan global, ada aspek penting yang terabaikan yakni akhlak. Banyaknya pendidikan yang bermutu, bertaraf nasional dan internasional fasilitas yang cukup, namun prilaku akhlak ternyata menjadi dominasi permasalahn dalam pendidikan. Akhirnya pemerintah prihatin dan mulai mengarahkan pendidikan berkarakter. Di samping mempertahankan nilai-nilai karakter bangsa yang sudah mulai merosot, juga pentingnya penanaman nilai-nilai akhlak yang mengakar. Pada Akhirnya menjadi sikap atau prilaku yang melekat pada diri peserta didik. 

Sekolah menjadi wadah dalam penanaman dan pembinaan nilai-nilai akhlak tersebut. Sebagai suatu lembaga tempat berjalannya kegiatan pendidikan, sekolah pun berkewajiban dalam melakukan pengembangan kurikulum yang akan diterapkan. Kesempatan yang diberikan kepada sekolah sebagai satuan pendidikan dalam menyusun kurikulum, menjadikan sekolah juga memiliki kesempatan besar dalam meningkatkan mutu pendidikan termasuk pengembangan model penerapan nilai-nilai karakter bangsa. 

Adanya berbagai model pengembangan penanaman nilai-nilai akhlak, seperti halnya dengan penciptaan pembiasaan masyarakat dan akhirnya menjadi kesepakatan moral atau yang disebut sekarang adalah school culture. School Culture ini akan menjadi ruh suatu sekolah dalam pencerminan pendidikan yang dilaksanakan. School Culture/budaya sekolah merupakan berbagai aktivitas, program, pembiasaan dan tata tertib yang sudah menjadi kesepakatan moral dan sudah dilaksanakan oleh seluruh masyarakat sekolah melalui cerminan keteraturan dan kebiasaan positif.

Sekolah-sekolah negeri dan swasta sudah mulai mengedepankan kurikulum yang akan dilaksanakan dalam cerminan budaya sekolah, dalam artian tidak hanya memprioritaskan keunggulan prestasi akademik knowlegde. Tetapi juga penanaman nilai-nilai akhlak menjadi perhatian utama dalam mencapai keberhasilan mutu pendidikan. Terutama sekolah-sekolah yang berlabel Islam, sudah menjadi kewajiban dalam menciptakan suasana keagamaan dan budaya sekolah dalam lingkungan masyarakat sekolah. Pelajaran agama tidak saja menadi mata pelajaran dalam keberhasilan pengetahuan saja. tetapi, dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan, pembinaan dan pengawasan pembiasaan prilaku positif peserta didik dan masyarakat sekolah. Program-program sekolah yang dijadikan sebagai suatu budaya positif merupakan langkah dalam peningkatan mutu pendidikan akhlak atau menuju pendidikan yang berkarakter.

Dengan adanya upaya pengembangan nilai-nilai akhlak melalui budaya sekolah yang dikembangan sekolah, maka pendidikan akhlak menuju pendidikan yang berkarakter akan tercapai. Namun keberhasilan tersebut akan terlaksana jika berbagai pemangku penetingan saling bekerjasama. Seperti halnya yang menjadi rumusan bapak pendidikan kita, bahwa pendidikan itu adanya kesinambungan antara berbagai pelaksana pendidikan yakni di rumah, sekolah dan masyarakat. Tiga wilayah ini menjadi penanggungjawab keberhasilan pendidikan akhlak. 

Sebagai salah satu sekolah Islam yang hadir di Tangerang selatan, tepatnya di Pamulang. SD Islam Al Hidayah terlahir pada moment yang tepat dan memang ingin menjadikan salah satu pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai akhlak, keunggulan saint, keterampilan dan karakter bangsa. Dengan kurikulum yang mengadopsi dari Madrasah Pembangunan UIN dan diintegrasikan dengan kurikulum Dinas pendidikan, maka tidak lepas dari upaya penanaman nilai-nilai akhlak menjadi prioritas utama. Sebagai upaya tersebut, SD Islam Al Hidayah mulai membangun budaya sekolah yang positif dan nilai-nilai keislaman dalam masyarakat sekolahnya. Seperti suasana keagamaan melalui pembiasaan salam, sapa dan senyum, bertutur kata yang sopan, bersikap jujur, hidup bersih, displin dan saling menghormati. Di samping itu suasana keagamaan juga diterapkan melalui berbagai aktivitas keagamaan yakni Shalat Dhuha, Tahfiz Al Quran, Shalat Zhuhur Berjamaah, pembinaan Al-Quran, Islamic Story, dan Pembinaan Akhlak. Setidaknya berbagai aktivitas di atas menjadi upaya dalam menciptakan budaya sekolah yang efektif dan bisa dijadikan pola penanaman nilai-nilai akhlak. ***


Komentar

Postingan populer dari blog ini